15.12.11

VISIT BELANTARA PAPUA's NEW WEBSITE!

Para sahabat Belantara Papua. Kami telah membuka web baru. 

Dear friends, please visit our new website www.belantarapapua.org


Thank you

11.6.10

PROGRAM BELANTARA PAPUA

TRANSFORMASI BUDAYA PAPUA
Program Belantara-Bengkel Budaya

Bengkel Budaya adalah bagian dari divisi dalam Belantara Papua yang bermisi melestarikan seni budaya Papua yang bernilai dan mentransformasikannya menjadi bagian dari alat perubahan sosial. Kegiatan yang dilakukan adalah membangun sanggar budaya di kampung-kampung, mengorganisir pemuda pemudi dalam even-even kesenian, melakukan inventarisasi bentuk-bentuk kesenian rakyat, dan melakukan pameran karya-karya seni papua yang transformatif. Bengkel Budaya juga mengembangkan media pembelajaran untuk anak-anak, diantaranya permainan edukatif, buku dan buletin anak, dan alat belajar membaca yang khas Papua.

10.6.10

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT ADAT
Program Belantara-Weitzer Parkett

Di atas kertas, hampir seluruh wilayah Distrik Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat telah dikapling oleh perusahaan-perusahaan pemegang konsesi di bidang kehutanan. Sebelum tahun 2006, wilayah ini juga merupakan korban illegal logging sehingga mengalami kerusakan hutan cukup parah. Masyarakat adat Knasaimos sebagai pemilik hutan ulayat di Distrik Seremuk mulai kehilangan sumber pangan mereka. Sumber ilmu pengetahuan tradisional dan nafas religius alam pun berangsur punah, yang juga berarti musnahnya satu lagi kebudayaan Papua.

Mulai awal tahun 2009, Belantara Papua bekerja sama dengan Weitzer Parkett dan Greenpeace CEE Austria menyelenggarakan program bertajuk “Supporting Community Based Forest Management” di wilayah Dsitrik Seremuk, tepatnya di Kampung Mangroholo dan Sira. Sebagai awal, telah berdiri koperasi di Kampung Mangroholo dan Sira bernama KNA yang beranggotakan 5 marga, serta koperasi induk di tingkat distrik bernama KMAT yang beranggotakan seluruh marga di Distrik Seremuk.

Program ini bertujuan untuk memperkuat akses dan kontrol masyarakat adat terhadap sumber daya hutannya, sehingga tetap terjaga kelestariannya dan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi warga sekitar. Pengelolaan hutan yang dilakukan berbasis pada kekuatan dan kemandirian lokal masyarakat setempat, yang lestari dan berkelanjutan. Selain itu, dengan kesadaran yang semakin kritis dan kemampuan pengelolaan yang baik, masyarakat dengan tegas dapat menolak hadirnya investor yang merugikan kehidupan mereka.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: pelatihan pemetaan partisipatif, pelatihan manajemen koperasi hasil hutan kayu dan non kayu, resolusi konflik antar marga, pemetaan hutan ulayat marga, pemetaan batas luar distrik Seremuk, pelatihan GIS, lobby dan negosiasi ke Pemda Kabupaten Sorong Selatan untuk inisiasi Perda Perlindungan Hutan Adat, Deklarasi Adat Perlindungan Hutan Ulayat suku Knasaimos, dan inventarisasi hutan. Dalam pelaksanaan program, Belantara Papua selalu bekerjasama dengan Dewan Persekutuan Adat (DPMA) Knasaimos dan Telapak Bogor.

6.6.10

PENDIDIKAN ALTERNATIF UNTUK ANAK-ANAK DI RAJA AMPAT
Program Belantara-UNDP

Belantara Papua melaksanakan program ”Pendidikan Alternatif Untuk Anak-Anak di Teluk Mayalibit, Raja Ampat”, tepatnya di Kampung Arawai, Waifoi, dan Warimak. Program ini bekerjasama dengan Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pengembangan Masyarakat Provinsi Papua Barat dan UNDP. Saat ini telah terbangun 3 buah sanggar belajar di 3 kampung di atas, dengan masing-masing dijaga oleh 2 orang fasilitator lokal laki-laki dan perempuan. Dalam proses pembelajaran, digunakan media-media kretaif, dengan metode partisipatoris, dan menggunakan alam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar utama.

Belantara Papua menggunakan seni budaya sebagai alat belajar utama, untuk mendorong anak-anak mengenali jati dirinya, belajar berekspresi, dan menghargai lingkungannya.

1.6.10

PELATIHAN KETRAMPILAN HIDUP (LIVE SKILL) BAGI PEMUDA PAPUA
Program Belantara-ILO

Kota dan Kabupaten Sorong merupakan pintu gerbang Pulau Papua yang secara ekonomi terus tumbuh dengan pesat. Namun angka pengangguran semakin tinggi, berbanding terbalik dengan jumlah investasi yang semakin meningkat. Belantara berusaha memberikan kontribusi terhadap pengurangan pengangguran di Papua, dengan melaksanakan program Peningkatan Ketrampilan Pemuda Papua, agar menjadi tenaga kerja yang berskill dan kompetitif.

Program ini bekerjasama dengan ILO East, bertujuan untuk meningkatkan kesempatan memperoleh pekerjaan dan berwirausaha bagi kaum muda melalui peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan relevan, serta mendukung penghapusan pekerja anak. Dalam implementasinya, ketrampilan kerja yang dimaksud tidak semata-mata mencakup pengetahuan dan ketrampilan kerja di bidang tertentu. Tetapi juga mencakup kecapakan hidup meliputi sikap, perilaku, motivasi dan keluwesan dalam komunikasi kelompok, yang memungkinkan seseorang mampu ber-adaptasi baik dalam setiap lingkungan kerja di mana saja.

Selama satu tahun, target kaum muda yang akan mengikuti pelatihan adalah 350 orang. Dalam pelaksanaan program ini, Belantara Papua bekerja dengan LPPM Politeknik Saint Paul, Arauna Computer, Pt. Triton, SMKN 3, SMP YPK, SMA PGRI, Bengkel Jimero, dll.


PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PAPUA
Program Belantara-Yayasan Bumi Kita-IPPF

Bekerjasama dengan YBK, Belantara Papua melaksanakan program pemberdayaan perempuan miskin Kota Sorong. Program yang dilakukan bertema: Selamatkan Perempuan dan Generasi Masa Depan Papua, melalui pembuatan koperasi mama-mama untuk pengembangan ekonomi, advokasi kebijakan anggaran, dan pembuatan sekolah gratis untuk anak usia dini asli Papua.

KURSUS FILSAFAT
Program Belantara-Keuskupan Sorong Manokwari

Setiap orang kadang hanyut dalam pemikiran yang sempit, egois, sektarian, sukuisme dan tidak dapat keluar dari pemikiran lama untuk melihat cakrawala baru yang lebih baik. Kebanyakan manusia tidak mampu membedah dirinya untuk menjadi manusia yang memiliki rasionalitas dan kesadaran sebagai ciptaan Tuhan yang ada. Kekritisan dalam mendalami sudah tidak berbentuk dan kebanyakan setiap orang yang sadar menghilangkan kesadarannya lalu bergabung dengan yang tidak tahu karena hampir mayoritas dikuasai (yang tidak tahu) serta minoritas (yang sadar) tergilas.

Kemampuan berpikir logis, kritis, dan analitis juga harus dimiliki oleh seorang aktivis yang bekerja dengan masyarakat. Untuk meningkatkan wacana berpikir para pelaku gerakan sosial di Kota dan Kabupaten Sorong, Belantara Papua bekerja sama dengan Keuskupan Sorong Manokwari menyelenggarakan Kursus Filsafat pada bulan Mei s.d. Agustus 2010. Materi-materi yang diberikan dalam kursus ini antara lain: dasar-dasar filsafat, etika dan nilai, filsafat budaya, reposisi agama sebagai pembebasan manusia, filsafat politik, kebangkrutan kebudayaan kolektif, dll.

21.9.09

ARTIKEL

SENI MELUDAH DI TANAH PAPUA
Oleh: George Junus Aditjondro*

ADAKAH seni meludah? Ada, apabila yang diludahkan adalah cairan hasil kunyahan pinang muda (Areca catechu), kembang sirih dan kapur hasil pembakaran kerang. Selain itu, tidak sembarang orang dapat menguasai seni meludah cairan pinang dan teman-temannya itu. Sang peludah harus cukup akrab mengunyah pinang, dan tidak teler setelah mengunyah sebiji pinang muda dan kawan-kawannya. Kalau tidak, mana cukup ludah pinangnya untuk menghiasi selembar kanvas? Apalagi ludahan pertama, kedua, ketiga, dan keempat dari sebiji pinang semakin berkurang kepekatan dan warna merahnya.

Tapi itupun belum cukup untuk menjadi pelukis ludah pinang. Para pekerja seni ini harus punya dorongan emosional, untuk mengunyah pinang sebanyak mungkin, untuk mengisi selembar kanvas, atau selembar kulit kayu, medium lukisan orang Sentani. Para pekerja seni ini bagusnya didorong oleh kemarahan untuk meludahkan isi hati bersama isi mulut mereka, ke atas kanvas atau kulit kayu. Semua itu ada di Tanah Papua, baik di provinsi Papua maupun Papua Barat, karena para pengunyah pinang di pulau kasuari di mana-mana selalu diingatkan oleh papan peringatan di dinding tempat-tempat umum, yang berbunyi: “DILARANG MELUDAH PINANG DI SINI!”

8.12.07

ARTIKEL

MENYANYI DAN MENARIKAN AIRMATA PAPUA

1. PENDAHULUAN

“Seorang teman di Jawa mengatakan bahwa dirinya bisa menyanyi dan menarikan lagu dan tarian tradisional Papua dengan baik. Ia kemudian melantunkan lagu Apuse dan Sajojo, sambil bergoyang pinggul ala Yospan dengan bersemangat. Baguslah. Tapi saya ingin ia sesekali ke Papua dan menyaksikan betapa Apuse hanya salah satu lagu daerah dari satu suku di Papua yang berjumlah ratusan itu. Sedangkan Yospan (Yosim Pancar) sama sekali bukanlah tarian tradisi, melainkan tari kontemporer yang dimodifikasi dari berbagai gerak dasar tarian rakyat berbagai suku. Yospan dproduksi pada masa pemerintahan Orde baru untuk kepentingan pariwisata dan dipaksakan keberadaannya sebagai representasi tarian adat Papua di tingkat nasional”.