10.6.10

PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT ADAT
Program Belantara-Weitzer Parkett

Di atas kertas, hampir seluruh wilayah Distrik Seremuk, Kabupaten Sorong Selatan, Propinsi Papua Barat telah dikapling oleh perusahaan-perusahaan pemegang konsesi di bidang kehutanan. Sebelum tahun 2006, wilayah ini juga merupakan korban illegal logging sehingga mengalami kerusakan hutan cukup parah. Masyarakat adat Knasaimos sebagai pemilik hutan ulayat di Distrik Seremuk mulai kehilangan sumber pangan mereka. Sumber ilmu pengetahuan tradisional dan nafas religius alam pun berangsur punah, yang juga berarti musnahnya satu lagi kebudayaan Papua.

Mulai awal tahun 2009, Belantara Papua bekerja sama dengan Weitzer Parkett dan Greenpeace CEE Austria menyelenggarakan program bertajuk “Supporting Community Based Forest Management” di wilayah Dsitrik Seremuk, tepatnya di Kampung Mangroholo dan Sira. Sebagai awal, telah berdiri koperasi di Kampung Mangroholo dan Sira bernama KNA yang beranggotakan 5 marga, serta koperasi induk di tingkat distrik bernama KMAT yang beranggotakan seluruh marga di Distrik Seremuk.

Program ini bertujuan untuk memperkuat akses dan kontrol masyarakat adat terhadap sumber daya hutannya, sehingga tetap terjaga kelestariannya dan memberikan peningkatan kesejahteraan bagi warga sekitar. Pengelolaan hutan yang dilakukan berbasis pada kekuatan dan kemandirian lokal masyarakat setempat, yang lestari dan berkelanjutan. Selain itu, dengan kesadaran yang semakin kritis dan kemampuan pengelolaan yang baik, masyarakat dengan tegas dapat menolak hadirnya investor yang merugikan kehidupan mereka.

Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: pelatihan pemetaan partisipatif, pelatihan manajemen koperasi hasil hutan kayu dan non kayu, resolusi konflik antar marga, pemetaan hutan ulayat marga, pemetaan batas luar distrik Seremuk, pelatihan GIS, lobby dan negosiasi ke Pemda Kabupaten Sorong Selatan untuk inisiasi Perda Perlindungan Hutan Adat, Deklarasi Adat Perlindungan Hutan Ulayat suku Knasaimos, dan inventarisasi hutan. Dalam pelaksanaan program, Belantara Papua selalu bekerjasama dengan Dewan Persekutuan Adat (DPMA) Knasaimos dan Telapak Bogor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar Anda terhadap sajian ini.